Senin, 03 Mei 2010

ETIKA MURID DALAM PROSES PEMBELAJARAN MENURUT ILMU PENDIDIKAN ISLAM

A. Niat Beribadah dalam Mencari Ilmu
1. Pengrtian
Niat menurut etimologi adalah bermaksud, sedangkan menurut terminologi adalah bermaksud atau menghendaki sesuatu yang dibarengi dengan perbuatan. Atau dapat juga dikatakan niat adalah keinginan dan perbuatan secara bersama-sama. (Safinatun Naja:19)
Rosulullah SAW telah bersabda: “Innamal a’malu binniat” sesungguhnya segala amal perbuatan itu tergantung pada niat. Dari hadist ini kita tahu bahwa segala sesuatu tergantung niat, karena niat adalah pokok dari segala perbuatan. Bahkan ada satu hadist lain mengatakan dan menegaskan “banyak perbuatan duniawi yang dinilai baik, dan banyak perbuatan yang bersifat akhirat dinilai jelek karena niat yang jelek.
Oleh karena itu, sepantasnya seorang mahasiswa muslim harus berniat dalam mencari ilmunya sebagai berikut:
a. Mencari ridho Allah SWT
b. Menghilangkan kebodohan dalam dirinya
c. Menghidupkan agama Islam
d. Menegakkan dan mengkokohkan agama Islam dengan ilmu.

2. Perintah Mencari Ilmu
Selain di dalam Al-Quran, Rosulullah SAW telah bersabda: “Tholabul ilmi faridhotun ‘ala kulli muslimin wal muslimat” (Mukhtar Hadist). Dari hadist di atas sudah jelas bahwa belajar atau mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim dan muslimat.
Dalam hadist lain juga menjelaskan “Uthlubul ilma walao Bisshin” carilah ilmu walaupun ke negeri Cina. Dari hadist ini timbul beberapa penafsiran para ulama, diantaranya ada yang menafsirkan bahwa kita harus belajar atau mencari ilmu walaupun ilmu itu berada di lingkungan non muslim.
Dari kedua sumber hukum Islam tersebut di atas sudah jelas bahwa keduanya memerintahkan kepada kita untuk mencari ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu darigama, dan ilmu manakah yang harus di prioritaskan dalam mencarinya. Dalam hal ini, seyogyanya bagi para pelajar muslim untuk berniat beribadah dalam nencari ilmu.

B. Memilih Ilmu, Guru dan Teman
1. Memilih Ilmu
Sudah seyogyanya sebagai seorang mahasiswa harus bisa memilih ilmu yang bermanfaat untuk dirinya sendiri dan orang lain. Dan ilmu yang harus dipilih serta diprioritaskan dari sekian banyak ilmu tersebut adalah ilmu yang benar-benar dia butuhkan untuk masa sekarang dan masa yang akan datang.
Adapun ilmu yang harus diprioritaskan bagi mahasiswa muslim diantaranya adalah ilmu ushuluddin (ilmu tauhid).

2. Memilih Guru
Salah satu faktor keberhasilan seorang mahasiswa dalam mencapai tujuannya untuk mendapatkan ilmu, yaitu mereka harus memilih guru (dosen) yang berkualitas dan propesional serta berakhlak mulia. Karena itu akan sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan seorang mahasiswa dalam belajar.
Adapun ciri-ciri guru yang harus dipilih adalah sebagai berikut:
a. Guru yang banyak ilmunya
b. Guru yang memiliki sifat wara’
c. Guru yang usianya lebih tua

Selain itu, menurut H. Mubangid bahwa syarat untuk menjadi pendidik/ guru yaitu:
a. Dia harus orang yang beragama.
b. Mampu bertanggung jawab atas kesejahteraan agama.
c. Dia tidak kalah dengan guru sekolah umum lainnya dalam membentuk warga nagara yang demokratis dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa dan tanah air.
d. Dia harus memiliki perasaan panggilan murni.

Sedangkan menurut Team Penyusun Buku Teks IPI merumuskan bahwa syarat untuk menjadi guru agama ialah; bertaqwa kepada Allah SWT, berilmu, sehat jasmani, berakhlak baik, bertanggung jawab dan berjiwa sosial. Adapun jenis kriteria alhlak yang dituntut antara lain:
a) Mencintai jabatannya sebagai guru.
b) Bersikap adil terhadap semua muridnya.
c) Guru harus wibawa.
d) Berlaku sabar dan tenang.
e) Guru harus gembira.
f) Guru harus bersikap manusiawi.
g) Bekerja sama dengan guru-guru lain.
h) Bekerja sama dengan masyarakat.
(Nur Uhbiyati, 2005: 74-75)

3. Memilih Teman
Selain guru, faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan seorang mahasiswa dalam mencapai tujuannya untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat adalah teman (sahabat). Oleh karena itu , mereka harus memilih siapa yang pantas (yang seharusnya) dijadikan teman (sahabat).
Di dalam kitab “Ta’limul Muta’alim” disebutkan ciri-ciri teman yang dapat mempengaruhi keberhasilannya dalam mencari ilmu atou belajar adalah sebagai berikut:
a. Berteman dengan orang yang memiliki sifat wara’.
b. Berteman dengan orang yang pintar, jenius dan istiqomah.
c. Berteman dengan orang yang rajin, disiplin dan kreatif.
Betapa pentingnya memilih teman di waktu belajar, sebab teman adalah salah satu orang yang akan mempengaruhi keberhasilan belajar kita. Hal ini bersumber dari hadist Rasulullah SAW “Kullu mauludin yuladu ‘alal fitrah” setiap yang dilahirkan semuanya dalam keadaan fitrah. Jadi, peran teman di dalam belajar sangatlah mempengaruhi.

C. Menghormati Ilmu dan Ahli Ilmu
Seorang pelajar tidak akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat kecual harus menghormati ilmu dan sang pengajar ilmu. Karena ada satu kaidah Arab mengatakan “Sesungguhnya tidak akan mendapatkan sesuatu orang yang mengharapkan sesuatu kecuali dengan adanya rasa hormat terhadap ilmu dan ahlinya.”
Oleh karena itu, seorang mahasiswa dalam melaksanakan aktifitasnya yaitu belajar harus bisa menghormati para dosennya.
Diantara ciri menghormati dosen atou ahli ilmu adalah sebagai berikut:
a. Tidak berkata dengan kata-kata yang akan nenyinggung atou menyakiti hati dosen.
b. Jangan bertanya apapun sebelum dosen memberikan kesempatan atou mengijinkan untuk bertanaya.
c. Tidak boleh berjalan di depan dosen (mendahuluinya).
d. Menghormati keluarganya dan lain-lain.

Sebagai contoh yang kongkrit, ada seorang pelajar yang mungkin dapat dikatakan paling pintar pada waktu itu (waktu belajar), namun sayang si pelajar tersebut tidak mendapatkan ilmu yang berkah (kurang bermanfaat) dikarenakan kurang etika kepada seorang guru. Itu membuktikan bahwa sangatlah penting bagi seorang pelajar atau mahasiswa mempunyai etika dalam mencari ilmu, baik itu ilmu agama ataupun ilmu umum lainnya.



D. Sungguh-sungguh dan Tidak Pernah Bosan dalam Mencari Ilmu
Diantara cara untuk menjadi mahasiswa yang berkah (mendapatkan ilmu yang bermanfaat) adalah bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, sebab tanpa adanya rasa sungguh-sungguh dalam mencari ilmu seorang mahasiswa tidak akan mendapatkan apa yang dicita-citakannya. Dan apabila sudah memiliki rasa kesungguhan yang melekat, maka dia akan selalu melaksanakan apa yang diinginkannya.
Sebagaimana Rosulullah SAW bersbda: “Barang siapa yang ingin mendapatkan ilmu, maka dia harus memiliki 6 (enam) faktor di bawah ini. Yaitu :
a) Memiliki kecerdasan / kepintaran.
b) Bersunguh-sungguh.
c) Memiliki sifat sabar.
d) Mempunyai biaya (bekal).
e) Memiliki guru yang berkualitas dan propesional.
f) Adanya waktu yang cukup lama.

Di samping itu, mahasiswa yang bersungguh-sunguh dalam mencari ilmu akan timbul rasa tidak pernah bosan dalam mencari ilmu dan yang lainnya. Dan hal itu akan menunjang mereka untuk menjadi mahasiswa yan berkah, dalam artian memilki ilmu yng bermanfaat untuk dirinya sendiri dan memberi kemanfaatan kepada orang lain.

E. Adab (sopan santun) dalam Belajar
Agar anak didik itu memperoleh ilmu yang bermanfaat diperlukan adab atau tatakrama untuk mengikuti pendidiksan Islam.
Menurut Imam Al-Ghajali adab seorang pelajar mengikuti pelajaran itu ada beberapa macam, antara lain:
a. Hendaklah seorang pelajar mengemukakan cita-cita yang suci murni dan dipenuhi oleh semangat yang suci, terhindar dari sifat yang tidak senonoh, dan sebagai pelajar hendaklah ia mempunyai budi pekerti yang baik.
b. Hendaklah tidak berhubungan dengan urusan lain, hendaklah pula meninggalkan tanah air dan keluarganya ketika mununtut ilmu.
c. Jangan menyombongkan diri karena ilmu pengetahuan yang dimiliki. Jangan menaruh purba sangka kepada guru yang mengajar.
d. Hendaklah hati-hati mendengar nasihat guru sebagaimana orang sakit memperhatikan nesihat dokternya. Dibagian ini Al-Ghajali amat memperkeras fatwanya, diterangkannya supaya pelajar itu harus mempunyai dsiplin kepada dirinya, patuh mengikuti perintah guru.
e. Hendaklah seorang pelajar itu tetap dan tenang belajar menghadapi seorang guru.
f. Janganlah ia meninggalkan satu mata pelajaran yang hendak dipelajarinya, sebelum dimilikinya pelajaran itu. Sebelum ia sanggup membahas pelajaran itu sedalam-dalamnya.
g. Janganlah hendak mempelajari sekalian ilmu-ilmu pengetahuan itu, karena umur manusia tidak akan cukup untuk mempelajarinya, sebab itu ambilah ilmu yang lebih penting dahulu.
h. Hendaklah tujuan pendidikan itu dihadapkan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. yaitu dengan jalan berbakti kepada-Nya.
i. Hendaklah pelajar mengetahui perbandingan faedah tiap-tiap mata pelajaran dengan ilmu-ilmu yang lain.
(Nur Uhbiyati, 2005: 107-108)

Menurut Prof. M. Athiyah mengemukakan seorang siswa yang sedang belajar wajib memperhatikan ketentuan sebagai berikut:
a. Sebelum belajar, siswa itu harus terlebih dahulu membersihkan hatinya dari segala sifat yang buruk, karena belajar itu dianggap sebagai ibadah.
b. Dengan belajar itu ia bermaksud hendak mengisi jiwanya dengan fadilah, mendekatkan diri kepada Allah, bukan dengan maksud menonjolkan diri.
c. Bersedia mencari ilmu, termasuk meninggalkan keluarganya dan tanah air.
d. Hendaklah ia menghormati guru dan memuliakannya.
e. Jangan merepotkan guru dengan banyak pertanyaan, jangan berjalan di hadapannya dan jangan duduk di tempat dudunya.
f. Bersungguh-sungguh dan tekun belajar.
g. Jiwa saling mencintai dan persaudaraan haruslah menyinari pergaulan antara siswa sehingga merupakan anak-anak yang sebapak.
h. Siswa harus terlebih dahulu memberi salam kepada gurunya.
i. Hendaklah siswa tekun belajar, mengulangi pelajarannya di waktu senja dan menjelang subuh.

Syekh Az-Zarnuji dalam kitab “Ta’limul Muta’alim” menerangkan beberapa sifat dan tugas para penuntut ilmu:
a. Tawadu’ sifat sederhana, tidak sombong tidak pula rendah diri.
b. Iffah, sifat yang menunjukan rasa harga diri yang menyebabkan seseorang terhindar dari perbuatan yang tida patut.
c. Tabah, tahan dalam menghadapi kesulitan pelajaran dari guru.
d. Sabar, tahan terhadap godaan nafsu.
e. Cinta ilmu dan hormat kepada guru dan kelurganya.
f. Sayang kepada kitab, menyimpan kitab dengan baik.
g. Hormat kepada sesama penuntut ilmu dan tamalluk kepada guru dan kawan untuk menyadap ilmu dari mereka.
h. Bersungguh-sungguh dalam belajar dan memanfaatkan waktu sebaik- baiknya.
i. Teguh pendirian dan ulet dalam menuntut ilmu dan mengulangi pelajaran.
j. Wara’, ialah sifat menahan diri dari perbuatan yang terlarang.
k. Punya cita-cita yang tinggi dalam mengejar ilmu pengetahan.
l. Tawakal, makssudnya menyerahkan kepada Tuhan segala perkara.
Bertawakal adalah akhir dari proses kegiatan dan ikhtiar seorang muslim untuk mengatasi segala urusannya.
(Nur Uhbiyati, 2005: 110)


F. SIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa keberhasilan seorang pelajar atau mahasiswa dalam mencapai tujuannya yaitu mendapatkan ilmu yang bermanfaat baik untuk dirinya sendiri maupun memberi kemanfaatan bagi orang lain, mereka harus melaksanakan kelima poin tersebut di atas, yaitu:

o Niat beribadah dalam mencari ilmu
o Memilih ilmu, guru dan teman
o Menghormati ilmu dan ahli Ilmu
o Sungguh-sungguh dalam belajar
o Adab (sopan santun) dalam belajar

G. SARAN
Saran saya kepada semua pihak kampus khususnya kepada teman-teman terutama kepada diri sendiri mulai sekarang marilah kita laksanakan etika belajar menurut pandangan islam, sebab kita semua tahu bahwa mahasiswa sekarang sudah keluar dari etika kehidupan khususnya etika seorang pelajar dalam mencari ilmu, umumnya di setiap perbuatan yang memang membutuhkan etika.
Namun memang sangat sulit untuk melaksanakan semua hal-hal yang telah penulis sampaikan, akan tetapi ada kaidah Arab mengatakan “man jadda wa jada“ barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan berhasil.

Tidak ada komentar: